Dear my Ardiansyah Ramzi,
I've been there for days in this hospital room, tetapi aku tak melihat senyum mu lagi disamping tempatku berbaring saat ini.
Ibu mengusap tetes air mata ku setiap hari, tepatnya setelah dokter mendiagnosis aku kanker darah.
Nina bergantian dengan ibu menemani ku dalam kondisi saat ini.
Vanya? ya dia baik, dia hanya butuh pengganti ku untuk merampungkan kontrak kerja yang sudah aku tanda tangani.
Kamu? kemana kamu Mas?
Ibu mengatakan kau mendapat pekerjaan tetap jauh di luar negeri sana, aku bersyukur kamu tidak lagi ngalor-ngidul hanya sebagai pekerja freelance.
Tau kah kamu aku rindu? rindu yang sakit karena tak terobati
Rindu yang selalu kau buat dari dulu, di setiap pagi ku, dan sekarang tak tau harus ku sampaikan kemana rindu ini :'(
Ardiansyah Ramzi, pergilah kalau memang kau ingin pergi,
pergilah mencari bahagia mu kalau memang itu bukan aku..
Pamit mu masih aku tunggu Mas
Your ribs,
Tias Prasasti Dewi