Pernah kah kamu melihat seseorang di warnet? iya, warung internet
atau mungkin pernah memanfaatkan fasilitasnya?
mungkin setiap orang pernah ya, warnet bukan lagi suatu hal yang baru di era modern seperti sekarang.
Rabu, minggu lalu, aku berkunjung ke warnet yang biaya cetak warnanya lebih murah dibandingkan dengan warnet lain, 500 rupiah/halaman. Di daerah kampus hijau ini memang terbilang paling murah. Namun, ada banyak perubahan di warnet ini. Entahlah kapan terakhir aku kesini, lupak!
Warnet ini masih sama seperti dulu, dengan komputernya yang jadul, bukan layar datar yang lebih banyak digunakan orang saat ini. Ternyata warnet ini tak berkembang, dan tidak mengikuti perkembangan zaman. Petugasnya pun sudah ganti, bukan lagi abang-abang yang lebih gesit dan mengenali seluk beluk proses print out material. Abangnya ganti jadi yang suka senyum-senyum sendiri, lebih banyak tertawa, dan lebih banyak aku yang kasi dia petunjuk cara print booklet :|
Oh God (.___________.")
Seharusnya untuk usaha seperti ini, usaha apapun sih.. perlu dipikirkan jangka panjangnya bagaimana? Anak kuliah sekarang tergolong mampu untuk membeli laptop dan modem, sehingga mereka tak perlu berjam-jam di warnet seperti dulu.
Warnet yang masih eksis sih warnet game online! eh tapi ku lihat warnet disekitar tempat ini masih aktif dan bisa dimanfaatkan mahasiswa saat berat untuk membawa laptop sendiri. Keunggulan mereka apa? mereka dinamis dan berkembang, serta stafnya punya keahlian untuk mengelola warnet tersebut.
Bukan mas-mas yang senyam senyum sendiri bikin ngeri! hiiiiiiiiiiiiiiy~
atau mungkin pernah memanfaatkan fasilitasnya?
mungkin setiap orang pernah ya, warnet bukan lagi suatu hal yang baru di era modern seperti sekarang.
Rabu, minggu lalu, aku berkunjung ke warnet yang biaya cetak warnanya lebih murah dibandingkan dengan warnet lain, 500 rupiah/halaman. Di daerah kampus hijau ini memang terbilang paling murah. Namun, ada banyak perubahan di warnet ini. Entahlah kapan terakhir aku kesini, lupak!
Warnet ini masih sama seperti dulu, dengan komputernya yang jadul, bukan layar datar yang lebih banyak digunakan orang saat ini. Ternyata warnet ini tak berkembang, dan tidak mengikuti perkembangan zaman. Petugasnya pun sudah ganti, bukan lagi abang-abang yang lebih gesit dan mengenali seluk beluk proses print out material. Abangnya ganti jadi yang suka senyum-senyum sendiri, lebih banyak tertawa, dan lebih banyak aku yang kasi dia petunjuk cara print booklet :|
Oh God (.___________.")
Seharusnya untuk usaha seperti ini, usaha apapun sih.. perlu dipikirkan jangka panjangnya bagaimana? Anak kuliah sekarang tergolong mampu untuk membeli laptop dan modem, sehingga mereka tak perlu berjam-jam di warnet seperti dulu.
Warnet yang masih eksis sih warnet game online! eh tapi ku lihat warnet disekitar tempat ini masih aktif dan bisa dimanfaatkan mahasiswa saat berat untuk membawa laptop sendiri. Keunggulan mereka apa? mereka dinamis dan berkembang, serta stafnya punya keahlian untuk mengelola warnet tersebut.
Bukan mas-mas yang senyam senyum sendiri bikin ngeri! hiiiiiiiiiiiiiiy~
500 perak per halaman? mureh bener..
BalasHapusserius bro, malah di daerah pocin sana katanya biaya print lebih murah dibanding fotokopi :matabelo
BalasHapus