Melekat erat dalam ingatan saat pertama kali kau datang.
Bagai pangeran dalam cerita-cerita film kau menjemputku saat hujan.
Setengah berlari aku menghampirimu.
Basah, berdua, berpayungkan langit sendu.
Esok ku dapati kau menjadi beda.
Ramah rupamu berubah murka.
Aku terlanjur menitipkan sayang.
Walau aku pada akhirnya bernasib malang.
Kau hilang entah kemana.
Orang-orang selalu bertanya kau dimana.
Sopan sekali tak menanyakan kabarku.
Hanya memikirkan bagaimana kabarmu.
Sungguh aku lelah pada saat itu.
Waktu rasanya berputar begitu lambat.
Menghalangiku yang ingin berlari cepat.
Hingga suatu hari kau berdiri disana.
Menatap punggungku sekelebat terpana.
Di waktu yang lain kita bertemu lagi.
Kau pilih menghindar walau tertangkap ekor mata ini.
Bilamana suatu hari Tuhan berkenan mempertemukan kita lagi.
Namun ku rasa itu mustahil terjadi.