kabarwanita[dot]id |
Mertua adalah orang yang kehadirannya bisa jadi diharapkan, bisa jadi tidak diharapkan sama sekali. Semua pasangan yang telah menikah, pasti memiliki mertua baik itu masih hidup ataupun sudah tiada. Dalam kehidupan rumah tangga kami, alhamdulillah saya memiliki mertua yang patut diteladani karena kesabaran beliau menghadapi kehidupan. Pahit-getir, asam-manis, dan jungkir-balik kehidupan telah beliau lalui hingga hari ini. Mungkin mertua saya adalah idaman sebagian besar perempuan yang telah menikahi anaknya.
Lantas? Bagaimana dengan mertua ikut campur? Dalam pandangan saya, tak ada mertua atau orang tua ikut campur tanpa sebuah alasan yang jelas. Mungkin yang terjadi saat menantu merasa mertua mulai ikut campur adalah kesalahpahaman atau miskomunikasi saja. Selebihnya bisa dipikirkan ulang dan dibicarakan baik-baik. Ah apa iya?
Jika memang ya, berikut ini tips-tips dari saya yang mungkin bisa dipakai saat berhadapan dengan mertua ikut campur..
Pertama, suami dan istri harus sepakat perihal urusan mertua. Saling menyamakan pandangan dan mengutarakan pendapat jika merasa mertua ikut campur dalam biduk rumah tangga. Jangan dipendam sampai berlarut-larut, segera bicarakan.
Kedua, komunikasikan dengan mertua melalui pihak istri jika orang tua istri atau pihak suami jika orang tua suami. Masing-masing anak kandung harus bisa menjembatani hubungan yang harmonis antara menantu dengan mertua.
Ketiga, tinggal terpisah dari mertua setelah menikah. Dalam hal ini perlu ditegaskan dan dikompromikan sebelum melangsungkan pernikahan karena termasuk hal yang rumit dan sensitive jika berat sebelah.
Tips berikutnya, hmm saya rasa cukup. Coba deh dipraktekkan, karena seringnya tips-tips seperti ini hanya mempan dibaca saja tapi tak ada hasil karena tak dilakukan. Selamat berjuang menghadapi mertua, yakinlah bahwa ada kebaikan dibalik apa yang terjadi pada hubungan mertua dan menantu hari ini.