Di Jombang tak ada tradisi makan ketupat dan opor ayam di hari lebaran karena perayaan lebaran ketupat diselenggarakan satu minggu setelahnya. Jadi setelah solat ied selesai dilakukan, kami akan kembali ke rumah masing-masing dan menyantap makanan seadanya jika tak ada masakan khusus. Biasanya satu hari sebelum lebaran, para tetangga akan mengirimkan hantaran ‘besek’ atau nasi yang dimasukkan dalam wadah keranjang kecil beralaskan daun pisang. Sekarang sih sudah berganti kotak kardus biasa. Biasanya isi hantaran tersebut adalah nasi putih, bihun goreng, telur rebus, kentang balado atau bisa diganti kering kentang, kadang ada lauk ayamnya juga dan tahu. Si pengantar makanan akan menerima upah dari si mbah sebagai ucapan terimakasih atau mungkin uang lelah karena biasanya yang mengantar adalah anak usia sekolah dasar.
Sementara itu, di tempat-tempat yang menyelenggarakan solat ied berjamaah, selesai solat akan dihidangkan masakan dalam tampah untuk kemudian dibagikan pada selembar daun pisang yang berisi nasi jagung, urap, ikan asin atau rempeyek, sambal, dan apa ya saya kok lupa. Saya pun belum pernah mencoba membuat nasi jagung dan hanya tahu makannya saja, LOL.
Rasa lapar pun terbit saat mengetik ini…
Nah berhubung lebaran kali ini kami merayakan di Bogor dan di rumah sendiri, kami menghadirkan ketupat dan opor ayam biar berasa lebarannya. Satu menu yang nggak pernah bosen ku hadirkan Insya Allah di tiap lebaran mulai dari lebaran tahun ini adalah Paru goreng resep mertua. Asli ini tuh lebih nonjok dibandingkan daging dan ayam…
Bahan-bahan:
1kg Paru Sapi
Garam secukupnya
Salam, Sereh, Lengkuas, Jahe, Asem
Gula merah
Bumbu halus:
Bawang merah
Bawang putih
Ketumbar
Sereh cincang kasar
Cara membuat:
1. Rebus paru yang sudah dibersihkan kurang lebih 30 menit dengan lengkuas, sereh, jahe, garam, dan daun salam
2. Setelah ditiriskan iris tipis-tipis.
3. Tumis bumbu halus hingga harum.
4. Masukkan paru, aduk sebentar, tambahkan air rebusan paru yang sudah disaring lalu masak dengan api kecil hingga air habis. (Diungkep)
5. Goreng paru dengan sedikit minyak lalu siap dinikmati!
Oiya makan jeroan satu ini hati-hati kolesterol yah guys, jangan sering-sering ^^
Sementara itu, di tempat-tempat yang menyelenggarakan solat ied berjamaah, selesai solat akan dihidangkan masakan dalam tampah untuk kemudian dibagikan pada selembar daun pisang yang berisi nasi jagung, urap, ikan asin atau rempeyek, sambal, dan apa ya saya kok lupa. Saya pun belum pernah mencoba membuat nasi jagung dan hanya tahu makannya saja, LOL.
Rasa lapar pun terbit saat mengetik ini…
Nah berhubung lebaran kali ini kami merayakan di Bogor dan di rumah sendiri, kami menghadirkan ketupat dan opor ayam biar berasa lebarannya. Satu menu yang nggak pernah bosen ku hadirkan Insya Allah di tiap lebaran mulai dari lebaran tahun ini adalah Paru goreng resep mertua. Asli ini tuh lebih nonjok dibandingkan daging dan ayam…
Bahan-bahan:
1kg Paru Sapi
Garam secukupnya
Salam, Sereh, Lengkuas, Jahe, Asem
Gula merah
Bumbu halus:
Bawang merah
Bawang putih
Ketumbar
Sereh cincang kasar
Cara membuat:
1. Rebus paru yang sudah dibersihkan kurang lebih 30 menit dengan lengkuas, sereh, jahe, garam, dan daun salam
2. Setelah ditiriskan iris tipis-tipis.
3. Tumis bumbu halus hingga harum.
4. Masukkan paru, aduk sebentar, tambahkan air rebusan paru yang sudah disaring lalu masak dengan api kecil hingga air habis. (Diungkep)
5. Goreng paru dengan sedikit minyak lalu siap dinikmati!
Oiya makan jeroan satu ini hati-hati kolesterol yah guys, jangan sering-sering ^^
Paru My Love |