Sebelum menikmati film Morgan Oey yang berperan sebagai penderita Alzheimer beberapa waktu yang lalu, saya pernah menonton film Love dengan Sophan Sophian sebagai penderita Alzheimer juga. Penderita Alzheimer di film-film ini melakukan hal yang sama berulang kali dan begitu terus setiap hari. Daya ingatnya sangat lemah, walaupun sudah diingatkan berulang kali oleh orang-orang di sekitarnya. Perlu kesabaran yang luar biasa bagi orang-orang yang merawat penderita Alzheimer. Saya memang belum pernah bertemu langsung dengan orang yang mengidap penyakit satu ini, membayangkannya saja antara kasihan, sedih, sekaligus geregetan. Sampai akhirnya saya mendapatkan kesempatan untuk mengetahui lebih lanjut apa itu Alzheimer melalui Festival Digital Bulan Alzheimer Sedunia.
Di Indonesia, Alzheimer biasa dikenal dengan pikun dan menganggap itu adalah hal yang wajar. Padahal penderita Alzheimer ini membutuhkan penanganan yang tepat lho. Lewat program kampanye #ObatiPikun dan pengembangan aplikasi deteksi penyakit alzheimer yaitu e-Memory Screening (EMS), PT Eisai Indonesia dan Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) berusaha mengedukasi masyarakat bahwa pikun bukanlah sebuah proses penuaan yang normal melainkan penyakit yang harus ditangani. Alzheimer adalah salah satu bagian dari demensia yaitu sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai gejala-gejala yang mempengaruhi aktivitas sehari-hari, kemampuan komunikasi, dan otak. Deteksi dini penyakit satu ini bisa dilihat melalui aplikasi E- MEMORY SCREENING (EMS) yang tersedia di playstore. EMS bermanfaat sebagai alat edukasi bagi masyarakat umum yang ingin mengetahui penyakit demensia. Di aplikasi EMS ini juga tersedia direktori/ daftar Rumah sakit yang mempunyai dokter spesialis neurologis. Semakin awal kita mengetahui penyakit ini, bisa semakin cepat ditangani, sehingga kepikunan dapat dicegah.
Seseorang yang pikun itu diantaranya memiliki ciri-ciri pertama, lupa nama orang yang sering ia temui. Kedua, sering kesulitan menemukan kata yang tepat saat berbicara. Ketiga, sering melupakan hal yang penting dan sering tersesat bahkan di lingkungans sekitar rumahnya. Beberapa ciri-ciri tersebut berdasarkan penelitian dialami oleh lebih dari 50 juta orang Indonesia. Demensia ini termasuk salah satu ancaman bagi para lanjut usia di Indonesia lho, maka dari itu semakin banyak lansia yang terdeteksi Demensia Alzheimer lebih awal, semakin cepat juga penanganannya, sehingga harapannya mereka bisa menjalani kehidupan yang produktif. Kerusakan otak pada pengidap Demensia akan bertambah seiring penambahan usia. Penyakit Demensia memberikan dampak tidak hanya bagi penderitanya tapi juga keluarga dan lingkungan mulai dari aspek psikososial, sosial, dan beban ekonomi. Demensia Alzheimer merupakan penyebab utama ketidakmampuan dan ketergantungan lansia terhadap orang lain.
Beberapa orang juga berisiko terjangkit penyakit Demensia lho, seperti pengidap hipertensi, stroke, depresi, obesitas, perokok, pengaruh obat-obatan, kurang olahraga, sampai karena keturunan. Untuk kita yang masih sehat, mulai dari sekarang harus lebih banyak mengkonsumsi makanan yang bernutrisi, rutin berolahraga, dan senantiasa mendekatkan diri pada Sang Pencipta agar kesehatan terjaga. Pengobatan yang teratur dan berkelanjutan merupakan hal utama pada pengobatan ini, karena putus obat atau pengobatan yang tidak teratur akan menyebabkan gejala semakin memburuk.
Bagi pembaca yang hidup bersama orang pengidap Demensia, tetap semangat. Memang tak semudah yang diucapkan oleh orang lain yang belum pernah sama sekali merawat pengidap demensia. Bertahanlah untuk membantu orang dengan demensia melakukan aktivitas yang mereka mampu dan sukai. Pengetahuan kali ini benar-benar membuka pikiran saya bahwa orang-orang dengan penyakit tersebut tak hanya ada di film, nggak kebayang jika saya yang mengidapnya atau merawat langsung penderita demensia.
ini nih yang aku paling takutin kalau ortuku sudah tua :( makanya aku selalu kasih kesibukan buat mama aku biar nggak cepat pikun
BalasHapusKalau kami memfasilitasi ibu dg buku2 TTS dan mengenalkan game sederhana semacam Tetris dll. Alhamdulillah itu sangat membantu..
Hapusiya mbak, aku juga ngasih TTS sama tetris hahaa biar mama ada kesibukan dan nggak cepat pikun mba
HapusEh jadi ingat senam anti pikun nih.. gerakannya tampak sederhana tapi benar2 melatih konsentrasi..hehe..
BalasHapusHarus sabar menghadapi orang pikun. Saya punya eyang yang dulu kl ketemu selalu tanya, "kamu siapa?" Setelah dijawab, paham. Beberapa saat lg kl ketemu, tanya lagi.
BalasHapusBeliau sdh meninggal tp. Semoga kita terhindar dr pikun.
Aku punya teman yg ortunya demensia, suka sedih denger cerita2nya. Berharap besok aku gak perlu kayak gitu juga biar ga bikin orang2 sedih.
BalasHapusTernyata demensia ini bisa dicek sejak dini ya dan bisa diobati pelan2 kalau belum banget2. Paling tidak nambahin ingatan
Paradigma Masyarakat kita memang harus diubah ya mbak, bahwa pikun adalah bukan hal yg wajar yang perlu untuk segera diobati ketika sudah terlihat gejalanya
BalasHapusTerus terang daku juga masuk golongan yg gampang pelupa pake banget, Mba.
BalasHapusTertohok dah, ketika ikutan acara ini.
Bismillah, semogaaaaa daku dan kita semua bisa #ObatiPikun 😀
Jadi ingat almarhumah mamah mertua. Semasa hidup masih aktif olahraga, beraktivitas, dan bergaul. alasannya supaya jangan pikun
BalasHapusPikun ternyata dipengaruhi banyak faktor ya, bukan cuma usia, abis baca artikel ini jadi belajar banyak
BalasHapusIbuku usianya sudah 60 tahun lebih, kadang ada hal atau perkataan yang ia lupa. Mungkin ini ciri-ciri dari demensia. Bersyukurnya ibuku masih bisa berkegiatan mandiri di rumah.
BalasHapusSebenernya Papa ku udah ke arah pikun nih, gejala-gejala nya sama banget kayak gitu. apa lagi kalau Beliau udah lupa menyimpan sesuatu, tar ujungnya marah-marah sendiri hihihi.. lucu sih sebenernya
BalasHapusMembangun komunikasi di antara anggota keluarga dan bersosialiasi dengan lingkungan merupakan aktivitas yang penting untuk ditumbuhkan. Dulu sering sekali mendapatkan nasehat untuk menumbuhkan aktivitas bincang-bincang di dalam keluarga untuk mencegah kepikunan. Jangan pula menjadi orang yang tidak produktif dengan tidak melakukan aktivitas apapun. Otak harus terus dilatih agar menghindarkan diri dari kepikunan.
BalasHapusJadi ingat kakek saya yang di masa tuanya menjadi pikun. Beliau dulu tinggal sendirian. Anak-anaknya jauh, jadi nggak ada teman berbincang. Saat diajak ke rumah om saya di Bandung, beliau keluar rumah sendirian dan tersesat. Alhamdulillah, tukang becak di pangkalan kenal om saya dan diantar pulang. Sedih kalau ingat masa-masa itu.
Aku jadi tahu nih kalo aku msuk golongan pelupa duh semoga gk msuk k demensia karna sering bangt baru taro sesuatu langsung gk inget dimana2nya
BalasHapusSemoga kita semuanya terhindar dari pikun, aamiin. Mesti sering olahraga dan silaturahmi kayaknya, sudah jarang olahraga soalnya
BalasHapusKalo pikun itu biasanya sering lupa dan alhamdulillah di keluargaku ga ada. Jangan sampe yah hehehe kalo lupa sih ga masalah
BalasHapusDan istilah pikun gitu kayak udah biasa banget diucapkan di masyarakat ya. Kadang malah jadi lelucon. Ckckck. Padahal kan setiap perkataan adalah doa :( Hiks. Emang mesti banyakbanyak dikasih edukasi nih biar pada ngerti
BalasHapusJadi ingat film korea a moment to remember hehe. Semoga kita semua terhindar dari alzheimer atau demensia ya
BalasHapusnah nah..sama nih.
Hapussaya tuh pertama kali dengar istilah Alzheimer ya dari film A Moment To Remember. Ternyata Alzheimer seberbahaya itu yaa..
Kuncinya emang ke pola hidup ya kak untuk mencegah pikun ini, aku pun suka memberi kesibukan yang menyenangkan ke mamahku. Karena kebetulan memang usia mamahku sudah 60 jadi selalu jaga pola hidupnya juga.
BalasHapusIya nih, alzheimer ini katanya lumayan meningkat angkanya sekarang ya. Kalo demensia jujur aku baru tau pas nonton film Korean hehe. Ternyata walo kliatan sepele, penyakit termasuk berbahay juga kl gak ada yg memperhatikan ya
BalasHapusSosialisasi, aktivitas, dan stimulasi otak memang sangat penting ya, mbak. Apalagi komunikasi antar keluarga juga sangat penting. Terima kasih utuk informasinya ya, mbak
BalasHapusFilm2 diatas jadi bisa diambil pembelajarannya yaa. Apalagi soal pikun inni semoga kita mengenali tanda2nya biar bisa ditangani lebih awal.
BalasHapusHayu ahh mencegah dengan melakukan 5 kegiatan diatas. Semoga dijauhkan dari pikun, kelaak.
Ibu saya sudah mulai pikun, Mak. Memang harus ekstra sabar menghadapi beliau. 😁 Masya Allah.
BalasHapusNenekku menderita alzheimer. Sedih banget lihatnya, sama anak sendiri (papaku) saja tidak ingat.. Harus selalu ditemani suster.
BalasHapusPikun itu sama dengan alzheimer ya jadinya? aku jg blom pernah ketemu lgsg sm orang alzheimer, ada ayah temanku yg sakit ini, kalau dr critanya kasian jg si sampai ayahnya lupa sama temenku ini, bahkan sm ibunya juga.
BalasHapussaya baru mendengar istilah demensia ini, ternyata artinya kepikunan ya, wah jadi reminder juga buat saya mba, supaya lebih aware terhadap kesehatan biar ga ngalamin hal ini, rajin olahraga, jaga kesehatan jantung, makanan sehat, bersosial, dan simulasi otak sudah dilakukan tapi mungkin belum maksimal
BalasHapusmba ini aplikasi E- MEMORY SCREENING (EMS) baru ada di playstore aja yah ? aq harus coba deh cek biar tahu kondisi pikun ini biar segera dapat solusi untuk pencegahan juga yah
BalasHapusKalau pake kata pikun terkesan sepele ya ka padahal mereka yg terkena alzheimer ssngat perlu support keluarga
BalasHapusAwalnya aku tahu istilah alzeimer itu dari drama korea mba. Wah ternyata nggak boleh 'diwajarkan' ya. Banyak yg salah kaprah selama ini
BalasHapusAku baru tahu sekarang ada teknik.e-memory screening kayak gini. Makasih banyak ya infonya mba.
BalasHapusJadi inget nenek saya udah mulai pikun, kadang sedih liatnya sekaligus ada momen lucu juga
BalasHapusHarus aware dari sekarang nih, secara aku kadang sudah mulai suka lupa haha semoga jauh-jauh dari depresi
BalasHapusAku di rumah ada mertua mba, dan sudah mulaii piikun beliau
BalasHapusnanya beberapa kali ntar lupa lagi. Semangat sabar kita, ntar kita juga ada fase demikian ya Mba.
Bener yaa...Kalau orangtua sudah lupa, biasanya kita anggap wajar...
BalasHapusPadahal ada juga yang meski tua, daya ingatnya tetap baik.
Semoga dengan aplikasi EMS, gejala pikun bisa diatasi di awal, sehingga tidak menjadi penyakit yang lebih parah.
Kudu banget samabar dan tetap penuh cinta.
HapusSemoga saat aku tua nanti, gak terserang penyakit yang menyusahkan anak-anak.
Aamiin~
Aamiin eoni doa yang sama. Semoga pikun ini tidak yang parah banget ya, selama ada penangkalnya salah satu aplikasi EMS ini ya Kan.
HapusKalau lihat gejalanya kok beberapa poin papa ku mengalaminya ya kaya lupa naro kacamata padahal baru aja dipakai terus salah mengenal waktu dan musah marah huhu semiga aja Papa ku baik2 aja dan hanya lupa bukan dimensia..
BalasHapusIyah pikun sering dianggap normal, kalau liat di film-film luar negeri, pasien alzheimer itu dirawat di sebuah tempat yang disebut sanatorium, kalau di sini kayaknya belum ada penanganan serius yaa
BalasHapusAku ikut webinar ini jadi banyak berpikir masa yang akan datang deh, alhamdulillah jadi banyak tau dan lumayan diingatkan utk hidup lebih sehat ya.. (eh mba folbek yah hehe..)
BalasHapusPengin instal aplikasinya nih untuk mencari tahu seberapa ketidaknormalan yang sudah dialami oleh ingatan. Bisa untuk jaga-jaga kan ya tahap awal tes dulu agar tau, sekadar lupa atau sudah menjurus ke arah demensia.
BalasHapuskalau yang tiba-tiba masuk ke ruangan terus tiba-tiba lupa mau ngapain masuk ke ruangan tsb masuk pikun gak ya? rada sering begitu euy
BalasHapusKalo itu pelupa mbak menurutku belom termasuk pikun hehehe
HapusPerlu banget nih dipelajari dan diketahui dengan seksama, jangan sampai pikun kita merepotkan orang ain juga yah
BalasHapussemoga kita semua terhindar dari penyakit lupa yaa.. Aamiin.. turut senang sekarang ada aplikasi yg bisa membantu untuk kontrol resiko penyakit tersebut..
BalasHapusKadang lupa biat candaan ya tapi kalau jadi serius setem banget. Bismillah dijauhkan dari pikun yang tak wajar
BalasHapusTakut banget kalau ada keluarga yang menderita penyakit ini. Tp syukurnya sampai sekarang ga ada.But tetap waspada. Info gejalanya di artikel ini sangat membantu.
BalasHapus