Masa-masa berangkat mengaji memakai jas hujan
Sampai dikira pocong oleh anak yang usianya di bawahku.
Temui aku saat hujan
Pada kayuhan sepeda sepulang sekolah
Tak ada jas hujan dan ongkos ojek
Hanya ada sepeda dengan keranjang yang memikul beban anak kecil bau matahari
Duduk tenang diboncengan Ayahku saat hujan
Tanpa alas kaki dan rok seragam karena khawatir lusuh terkena lumpur truk-truk besar
Temani aku saat hujan
Menelusuri jalan setapak menuju terminal keberangkatan bus-bus antar kota dengan stik es krim dalam genggaman
Genggam tanganku saat hujan
Kala langkah kaki tak jua lelah berjalan
Tak tentu arah hingga akhirnya sampai ke tujuan
Ku tunggu engkau saat hujan
Walau belum jua reda tapi lanjut pulang adalah keharusan
Tersenyumlah saat hujan
Dalam tiap tetesannya banyak sekali keberkahan
Meskipun air menggenang menghadang
Meski botol kenangan harus direlakan
Namun
Cintailah aku saat hujan
Sedetikpun tak terbayangkan jika hujan berhenti turun dari langit
Tersumbat, tak ada lagi basah, tak ada lagi yang datang
Menghujani bumi dengan keberkahan bulir airnya
Tatap wajahku saat hujan
Aku masih setia menunggumu di balik jendela