Kebutuhan gizi anak usia dini ternyata harus terpenuhi sejak masih dalam kandungan lho. Nutrisi yang dikonsumsi seorang ibu saat hamil tentu berpengaruh pada pertumbuhan janin dalam kandungan. Pemenuhan asupan gizi pada saat hamil harus diperhatikan. Dalam sekali makan, sebisa mungkin tercukupi asupan karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral. Setelah bayi lahir, asupan nutrisi si kecil dioptimalkan dari air susu ibu (ASI). Saat memulai makanan pendamping ASI (MPASI), kebutuhan gizi anak pun harus terpenuhi dengan baik.
Jujur saya memulai tahap MPASI anak yang belum maksimal. Dampaknya sekarang saya rasakan saat anak sudah memasuki usia batita, dia cenderung masih pilih-pilih makanan. Sebisa mungkin MPASI masak sendiri ya, nggak perlu dibedakan menunya dengan masakan sehari-hari. Justru harus dikenalkan dan yang menjadi pembeda hanya tekstur dan rasa saja sesuai dengan perkembangan dan kemampuan anak. Di usia 6 bulan, saya berikan bubur yang disaring terlebih dahulu. Masuk usia 9 bulan, bubur tidak disaring lagi. Sekitar usia 11 bulan saya berikan nasi tim, sehingga di umur 1 tahun anak saya sudah bisa makan nasi sedikit demi sedikit. Di usia sekarang, anakku sudah mulai belajar makan sendiri. Sebagai ibu, saya berusaha membuat variasi makanan dan memberikan alat makan yang menarik agar si kecil mau menghabiskan makanannya.
Anakku sudah memasuki usia dini yang masuk dalam rentang antara 1 - 6 tahun. Di usia ini, pertumbuhan dan perkembangan anak memang harus dioptimalkan semaksimal mungkin. Salah satunya dari kebutuhan gizinya. Gizi si kecil berkaitan juga dengan berat badan, misalnya di umur 5 tahun standar normal berat badan anak laki-laki dan perempuan idealnya sekitar 18 kg. Kalau berat badannya sudah masuk dalam kategori ideal namun pola makan tidak teratur juga kurang menyukai jenis makanan tertentu seperti sayur, maka kebiasaan pola makan si kecil yang perlu diperbaiki. Pola makan yang tidak teratur bisa berdampak kurang tercukupinya asupan gizi anak, meningkatkan risiko obesitas, dan mengganggu perkembangan otak. Sebisa mungkin kita tidak melewatkan jadwal makan si kecil, misalnya sarapan antara pukul 06.00-07.00 WIB, makan siang antara pukul 11.00-12.00 WIB, dan makan malam pukul 18.00-19.00 WIB. Kita selipkan juga makanan selingan di pagi dan sore hari.
Anak yang berusia lebih dari 2 tahun juga memerlukan tambahan multivitamin saat kebutuhan vitamin dan mineral juga zat gizi lain belum terpenuhi, terutama dari makanan bagi anak yang tidak suka mengonsumsi sayur dan buah. Anak juga harus tercukupi kebutuhan karbohidrat dan protein, kekurangan protein dapat berakibat buruk terhadap kesehatan, seperti menghambat pertumbuhan anak dan menurunkan sistem imun. Protein bisa diperoleh dari hewani dan nabati, untuk hewani seperti keju, susu, telur, dan lain-lain. Untuk protein nabati bisa didapatkan dari tahu, tempe, kacang-kacangan, dan sebagainya. Pola makan dengan gizi seimbang akan meningkatkan kecerdasan anak, menghasilkan energi yang cukup untuk beraktivitas, dan membentuk sel-sel jaringan tubuh dengan maksimal.
- dr. Endang Widyastuti, M.Gizi, Sp.GK (RS EMC Sentul)
- dr. Vikie Nouvrisia Anandaputri, M.Gizi., Sp.GK (RSIA Nuraida)
- dr. Putri Sakti Dwi Permanasari, M.Gizi, Sp.GK (RS Permata Jonggol)
- dr. Gracia J.M.T Winaktu, MS, Sp.GK di RS Family Medical Center (FMC), Sukaraja, Bogor
- dr. Sentot Handoko, Sp.GK (RS Mayapada Hospital Bogor BMC)
- dr. Imelda Goretti, Sp.GK (Eka Hospital Cibubur)
- dr. Anna Hoengdrayana Then, M.Gizi, Sp.GK (RS Azra Bogor)
- dr. Ermia R MS, Sp.GK (RS Vania, Bogor Timur)
- Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini: Modul 5 Diklat Dasar Dalam Jaringan (Daring) Bagi Pendidik PAUD
- Kulwap Kalcare 9 Juli