Sejak virus corona ada di Indonesia, rasa cemas dan khawatir hinggap juga di diri ini karena khawatir akan terpapar bahkan menjadi korban virus corona. Memasuki tahun ketiga, virus corona benar-benar hadir secara nyata di depan mata. Virus corona hadir di tengah keluarga inti, setelah tahun 2021 virus ini hinggap di tubuh adik saya, tahun ini giliran suami yang menerima takdir ini.
Sebagai orang yang kontak erat dengan orang yang positif terjangkit virus corona, saya pun panik dan shock menerima kenyataan bahwa orang terdekat yang terinfeksi. Walau sebelumnya sudah membaca berbagai referensi namun tetap saja kecemasan tetap menghantui. Terlebih lagi ujian ini hadir di bulan Februari, bulan dimana saya bertambah usia. Rasanya jauh dari rasa senang, saya mengalami kekhawatiran yang dahsyat salah satunya betapa umur tidak ada yang tahu dan benar-benar menjadi rahasia Illahi Robbi.
Apa bisa saya berkumpul lagi dengan suami? bercengkrama seperti sedia kala? Berpelukan hangat kala anak sudah tertidur lelap dan hal-hal lain yang kami rutin lakukan bersama. Mengapa ini harus terjadi kepada kami? tentu saja banyak faktor untuk pertanyaan satu ini. Tak ada rasa syukur atas musibah yang sedang saya hadapi kala itu, yang muncul hanya rasa sedih karena harus berpisah dengan cara yang tidak direncanakan. Saya memang pernah membayangkan jika suatu hari nanti mungkin salah satu dari kami akan terinfeksi kira-kira kemungkinan apa yang akan terjadi. Untuk tahun ini rasanya sudah aman, damai, dan siap memulai kehidupan normal yang baru berdampingan dengan virus corona. Kenyataan berkata lain, siapapun bisa terinfeksi dengan gejala yang bermacam-macam. Walaupun sudah 2x vaksin namun gejala ringan yang dikatakan orang-orang tidak terjadi pada suami saya.
Alhamdulillah kami hampir melewati masa kekhawatiran yang tinggi terhadap virus ini. Di hari pertambahan usia ini bisa berkumpul bersama dalam satu rumah adalah hadiah terindah bagi saya. Tak perlu lagi kue coklat yang bisa bikin diet rusak atau jalan-jalan ke tempat yang saya rencanakan sebelumnya. Kebahagiaan sederhana itu dimulai hari ini. Bagi teman-teman penyintas yang masih mengalami efek jangka panjang dari infeksi virus corona, kami bersama teman-teman semua. Tiada daya upaya melainkan atas Kuasa Sang Maha Pengasih dan Penyayang, pemilik segala sesuatu di dunia yang sementara ini.
Baca: Pencegahan Penyakit Menular