Setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya (Idham Chalid).
Sosok yang baru saya ketahui berdekatan dengan satu abad Nahdlatul Ulama (NU). Awalnya saya melihat sosok beliau di selembar kertas lima ribu rupiah yang diberikan oleh mertua untuk anak saya belikan es krim. Semakin hari sosok beliau "menghantui" pikiran saya.
Profil beliau yang termasyhur pada zamannya dengan berbagai prestasi dan menggerakkan "roda NKRI" membuat saya terpukau dan merasa dekat sekali dengan beliau walau belum pernah berjumpa. Berbagai informasi tentang beliau saya berusaha mencerna kalimat-kalimatnya satu persatu untuk mengenali sosok beliau lebih dalam. Sebagai orang yang terlahir di Jawa Timur, NU bukan hal yang asing bagi saya, karena mayoritas orang Indonesia memang berstatus NU. Tak terkecuali orang tua saya sendiri yang lahir di Jombang, termasuk saya.
Beliau lahir di Kalimantan Selatan pada 27 Agustus 1922. Bapak K.H. Idham Chalid dengan nama asli Idham Idhamsyah Gusti merupakan contoh perpaduan kesuksesan antara dua bidang, yaitu sukses dalam berpolitik dan dalam bidang keagamaan sebagai seorang penerima beasiswa yang memanfaatkan ilmunya dengan baik serta bermanfaat bagi negara juga bangsa. Nilai-nilai nasionalisme beliau patut kita teladani, salah satunya adalah rela memberikan tenaga dan jiwanya untuk Indonesia. Beliau juga sangat bangga menjadi bagian dari rakyat Indonesia karena senantiasa menggunakan bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia, saat mengajar, menulis, dan berbicara.
Sungguh indah tanah air beta...
Tiada bandingnya di dunia...
Karya indah Tuhan Maha Kuasa.
Bagi bangsa yang memuja-Nya.
Indonesia ibu pertiwi...
Kau ku puja, kau ku kasihi.
Tenagaku, bahkan pun jiwaku.
Kepadamu~ rela ku beri.
(Indonesia Pusaka karya Ismail Marzuki)
Indonesia pada saat itu membutuhkan media massa untuk menyebarluaskan pemikiran dan konsep demokrasi terpimpin yang digagas oleh presiden Soekarno. Melalui majalah “Api Islam” yang dibangun melalui Yayasan Api Islam dan didirikan oleh K.H. Idham Chalid dan K.H. Syaifudin Zuhri. Bapak K.H. Idham Chalid pada waktu itu menjabat sebagai ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sekaligus sebagai ketua partai NU. Bapak K.H. Idham Chalid telah menerima konsep demokrasi terpimpin melalui hasil pemikirannya. Beliau berusaha menjembatani antara konsep demokrasi terpimpin dengan Islam. Terlebih lagi ada sebuah buku yang pernah diajarkan di hadapan mahasiswa Perguruan Tinggi Islam NU yang berjudul “Islam dan Demokrasi Terpimpin”. Bapak K.H. Idham Chalid juga menyebarkan ide gagasan demokrasi terpimpin Soekarno tersebut adalah dengan menerbitkan sebuah majalah yang berjudul “Api Islam” dengan salah satu tulisan beliau yang berjudul besar Haluan Politik Negara. Ada juga sebuah buku yang ditulis oleh beliau yang berjudul Islam dan Demokrasi Terpimpin. Buku ini adalah kumpulan materi yang pernah diajarkan di depan mahasiswa Perguruan Tinggi Islam NU di Surakarta.
Ijtihad beliau menjadi sebuah pencerahan bagi saya pribadi untuk melanjutkan perjuangan beliau dengan cara yang saya pilih. Berdasarkan pada tuntunan Rasulullah SAW dan petunjuk yang saya baca dalam Al Qur'an. Semua yang saya pikirkan atas seizin Allah SWT yang memperkenankan saya mengetik ini.
Hai Mujahid Muda
Izzatul Islam
Hai mujahid muda.
Maju ke hadapan.
Sibakkan penghalang.
Satukan tujuan.
Kibarkan panji Islam dalam satu barisan.
Bersama berjuang kita junjung keadilan.
Jangan bimbang ragu.
Tetaplah melaju.
Hapus bayang semu.
Di lubuk hatimu.
Bergerak kedepan bagai gelombang samudra.
Lantakkan tirani runtuhkan angkara murka.
Majulah wahai mujahid muda.
Dalam satu cita tegak keadilan.
Singkirkan batas satukan kata.
Kebangkitan Islam telah datang.
Referensi:
- K.H. Idham Chalid: Mozaik Politisi Santri Menjaga Martabat Kemanusiaan. https://www.kemenag.go.id/read/k-h-idham-chalid-mozaik-politisi-santri-menjaga-martabat-kemanusiaan-xkk7x
- Biography K.H. Idham Chalid: Study The Value of Nationalism as A Learning Resource on Social Studies. (The Kalimantan Social Studies Journal Vol. 1, (1), Oct 2019) https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/kss
- Tokoh Politik Islam Era Orde Lama Indonesia: Kajian Pemikiran KH Idham Chalid dalam Menerima Konsep Demokrasi Terpimpin Tahun 1965. (Jurnal Ilmu Ushuluddin, Adab dan Dakwah) https://jurnalfuad.org/index.php/ishlah/index
- Hai Mujahid Muda https://liriklagumelayubaru.blogspot.com/2013/06/hai-mujahid-muda-izzatul-islam.html?m=1