Jokowi itu siapa? Keturunan siapa? Kok bisa-bisanya jadi RI 1?
Begitu tanggapan dosenku di depan kelas saat Jokowi terpilih menjadi presiden. Samar ku ingat beliau menceritakan ini dan itu. Barisan sakit hati? Mungkin iya. Maklum saja, otak perempuan kan tercampur dengan perasaannya.
Sebagai orang yang terlahir jawa biasa, bukan jawa ningrat atau bangsawan dari suku lainnya. Aku sedikit tersinggung. Tapi apalah arti ketidaknyamanan ku jika dibandingkan dengan hingar bingar kontes politik pada saat itu.
Tahun berganti, periode pemilihan kepala negara datang lagi setelah aku menikah. Aku yang biasa mengikuti saja apa kata orang tuaku, alias males pusing sama debat capres. Akhirnya tau sendiri bagaimana rasanya niat tulusku menuntut ilmu dicampur-adukkan dengan urusan politik. Jujur aku kaget, walau dikemudian hari mertuaku bercerita bahwa hal seperti itu adalah lumrah sejak dahulu kala, otomatis pilihanku tetap setia pada Pak Jokowi. Infrastruktur jadi salah satu daya tarik yang membuatku nyaman juga menjalani hari-hari.
Tibalah pada Rabu, 14 Februari 2024, wow sungguh dekat sekali dengan hari kelahiranku. Aku merasa punya motivasi lebih untuk berbuat sesuatu. Tahun ini pun terlihat jelas, rekan-rekan blogger yg menjadi buzzer tapi kebakaran jenggot membaca reaksiku di X. Mungkin sekarang sedang membaca baik-baik kalimatku juga. Yah, aku tau kebutuhan ekonomi kita kan berbeda-beda. Mungkin juga suatu hari nanti aku yang ada di posisi itu karena kebutuhan yang mendesak. Asal tak menyenggolku apalagi sampai membungkam, aku masih jadi followers kalian kok tapi cukup tau aja haha. Tidak berpengaruh juga ke kehidupan kita masing-masing ya kan.
Alhamdulillah Allah SWT meridhoi semuanya. Walau baru quick count, tapi aku sudah mengosongkan gelas lagi untuk menerima segala kebijakan pemerintahan yang kelak akan menjabat. Mungkin beliau yg akan menjabat disana diminta Allah SWT untuk memperbaiki bangsa yang kata orang pernah 'dirusak' juga dengan tangannya sendiri. 'Terobosan-terobosan' & manuver yang sejak awal dilakukan semoga menjadi bekal yang baik buat Bapak bakal presiden dan wakilnya.
Dari aku rakyat biasa yang hanya bisa bersuara melalui huruf-huruf kecil ini. Rakyat kecil yang tidak berpengaruh apapun untuk keberlangsungan negeri milik orang-orang yang punya privilege. Indonesia masih akan menjadi tempat ternyaman untukku pulang. Berbekal pengetahuan bukan bayang-bayang masa lalu. Insya Allah aku siap menerima kebijakan-kebijakan yg mungkin baru atau tidak berpihak pada rakyat. Semoga amanah ya.